Sabtu, 04 Agustus 2012

Aku Yang Tidak Bijak Ini Mencintainya

Berbagai macam cara seseorang mencintai.
Ada cinta yang mengalir lembut seperti sungai kecil yang jernih, atau berkobar seperti api dengan bunga-bunganya yang memercik keudara. Ada cinta yang jelas seterang siang hari, namun gelap dan diam seperti malam. Atau seperti paduan antara gelombang lautan yang keras tengah malam, ia tak terlihat namun bergemuruh lantang dalam kegelapan.

Ketika aku jatuh cinta, aku menyadari aku adalah yang tipe terakhir.

Tak ada yang dapat menjelaskan dengan persis kenapa manusia bisa menyayangi terlepas dari sifat dasar manusia yang egois. Apakah ada hubungannya dengan hormon? Gelombang otak? Mengapa manusia bisa mencintai orang lain begitu dalam dan melupakan dirinya sendiri? Atau seperti yang dikatakan Sherlock Holmes; "Bukan kemarahan, tapi cinta adalah motivator paling ganas".

Kukira aku tak akan jatuh cinta lagi.

Lalu setelah semuanya terbukti tidak benar, cinta ini lenyap dengan cepat seperti salju di pagi hari musim semi. Betapa cinta ada bukan untuk membahagiakan, tapi untuk menguji kita belaka!

Aku pastilah sudah gila, karena setiap kali melihatnya, aku seketika rela memberikan seluruh perasaan dan apa yang kupunya untuknya. Untuk kebahagiaan dirinya.
Aku merindukannya dan jiwaku tercabik-cabik oleh perasaan rindu.
Aku menyayanginya dan berdoa agar ia tidak akan kesepian atau merasa sedih.
Ketika ia memberikanku senyuman, aku seketika bersumpah untuk menjaga senyum itu.
Atau ketika jarinya yang lembut dan hangat mengulum tanganku, aku merasa bahagia namun khawatir aku tak akan merasakan itu lagi. Mungkinkah jalan yang akan kutempuh nanti begitu gelap dan dingin? Karena untuk sesaat aku melupakan semua kesunyian dalam hidupku.

Menebak arti tatapannya yang selalu seakan mengujiku, mendapati bahwa perasaan ini tak pernah sampai ke tujuannya. Kelopak-kelopak cinta ini berguguran bahkan sebelum ia boleh mekar. Sekarang, seakan bunga yang telalu cepat tumbuh untuk keluar diantara salju musim dingin, ia akan ditakdirkan untuk mati sendirian.

Aku pastilah sudah gila. Karena aku sangat mencintainya. Menyayanginya.

Apakah perasaan ini sampai kepadamu?















Tidak ada komentar:

Posting Komentar