Kepada: orang yang akan kutinggalkan
Subject: penjelasan yang jujur
Yang tersayang dan akan kulupakan,
Sebagaimana Beethoven menulisi kawan-kawan dan kekasihnya lewat surat-surat rahasia yang tidak pernah ia kirimkan, aku menuliskan perasaanku diatas postingan ini, walaupun dengan gaya pengecut; tapi merupakan perasaanku yang sebenarnya. Semata-mata supaya aku bisa memperoleh kembali ketenangan pikiran yang musim panas lalu hilang dariku karena terlalu banyak memikirkanmu.
Satu episode dalam hidupku dan hidupmu usai sudah. Sepotong era yang seperti era lainnya, dimulai lalu berakhir. Kehidupan begitu kompleks dan penuh misteri. Dalam hidupku, aku berjalan dengan langkah lesu kearah manapun, mencari harapan yang hilang dariku sejak lama, mencari teman dan cinta sejati, kebenaran, ilmu pengetahuan, aku membuka pengalaman baru dan bertemu banyak orang. Dalam hidupku aku mengalami berbagai perasaan. Bahagia, sedih, sakit hati, semangat, kesepian, kecewa, marah.
Dalam hidupku itu aku tidak pernah mengenalmu. Aku tidak tahu kau ada.
Lalu musim yang amat kering itu datang dan kita akhirnya mengenal. Kuketahui ada perasaan lain yang dirasakan semua umat manusia. Cinta. Maafkan aku yang terlalu emosional, aku hanya ingin memastikan perasaanku yang sebenarnya tersampaikan dengan baik. Ya, aku merasakan cinta dan jenis kebahagiaan yang belum pernah kurasakan seumur hidupku.
Lalu yang ingin kukatakan lewat postingan ini adalah; aku berharap bisa bertemu denganmu sekali lagi. Sekali dan yang terakhir. Aku ingin menyelesaikan semua yang terjadi---apapun kau sebut namanya itu---dengan satu percakapan yang jujur. Supaya semua yang kita alami itu punya nilai dan berarti. Mungkin bagimu tidak. Bagimu aku bukan orang yang kau cintai. Tidak masalah, itu semua sudah tidak menyakitkan lagi, aku sudah menerimanya. Lagipula, aku mencintaimu bukan untuk menjadi milikmu juga.
Aku percaya segala yang terjadi haruslah punya tujuan, termasuk pertemuan kita. Kita tidak bisa memilih siapa yang akan kita cintai esok hari. Tapi kita bisa memilih untuk tidak membenci seseorang. Aku tidak memilih untuk membencimu, aku harap kau mengerti maksudku. Aku tidak ingin menyesali perasaan cinta yang sungguh-sungguh kurasakan. Aku menerima semuanya.
Hari-hari yang menyesakkan karena rindu dan patah hati sudah lewat. Aku sekarang memiliki beberapa pemikiran baru tentang cinta; yang lebih baik dan dewasa. Aku belajar banyak dari mencintaimu.
Karenanya, aku hanya ingin melihatmu sekali lagi. Jika harus berakhir, aku akan berusaha mengikhlaskan perpisahan---kurasa itulah jalan yang terbaik buatmu dan buatku.
Hanya saja, bahkan dalam perpisahan sekalipun haruslah dilakukan dengan benar. Betapa inginnnya aku bertemu, kalau kau ingin mengetahui kebenarannya... aku sangat ingin bertemu untuk berpisah.
Aku harap kau mengerti perasaanku ini karena walaupun tidak langsung, inilah yang kurasakan sebenarnya. Tidak akan kukatakan pada siapapun, hanya kusimpan disini.
Melupakan memang mustahil, tapi hidup harus terus berlanjut.
Temanmu yang menunggu.
Tampilkan postingan dengan label love. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label love. Tampilkan semua postingan
Jumat, 14 September 2012
Sabtu, 08 September 2012
Orang-Orang Asing
Ini lagu The Kinks "Strangers" yang sedang ane mood untuk ane tulis arti bahasa Indonesianya.
Kemana kau pergi, aku tidak keberatan
Sudah kubunuh waktu dan duniaku
Jadi kemana aku pergi dan apa yang kulihat
Kulihat banyak orang menyusulku
Jadi kemana kau pergi, aku tidak keberatan
Kalau aku hidup terlalu lama, aku akan takut mati
Jadi aku ikut kemanapun kau pergi
Jika tanganmu yang terulur masih terbuka untukku
Kita adalah orang-orang asing diatas jalan ini,
tapi kita bukan dua orang, kita adalah satu.
Jadi kau pernah berada di tempat yang sama
Dari negeri yang telah banyak menghasilkan pecundang
Jadi bersama kita akan berbagi jalan ini
Jadi pikirkan perkataan kita dan hati-hatilah bicara
Sampai kedamaian yang kita temukan
akan berkata apa yang akan kulakukan
Segala yang kumiliki akan kubagi denganmu
Jika kurasa hari esok sama seperti hari ini
Kita akan ambil apa yang kita inginkan
dan tinggalkan sisanya
Kita adalah orang-orang asing diatas jalan ini,
tapi kita bukan dua orang, kita adalah satu.
Orang suci dan pendeta suci,
Cinta pada kehidupan membuat lututku melemah
Dan ketika kita sampai, buatlah permainan
Karena segera aku merasa kau akan membawa kita berdua
Dengan janji-janji palsu yang membuatku percaya
Bagi banyak orang, ada terlalu banyak penderitaan
Dan pikiranku sangat bangga, tapi sangat pedih oleh kemarahan
Dan kalau aku hidup terlalu lama, aku takut mati
Kita adalah orang-orang asing diatas jalan ini,
tapi kita bukan dua orang, kita adalah satu.
Kemana kau pergi, aku tidak keberatan
Sudah kubunuh waktu dan duniaku
Jadi kemana aku pergi dan apa yang kulihat
Kulihat banyak orang menyusulku
Jadi kemana kau pergi, aku tidak keberatan
Kalau aku hidup terlalu lama, aku akan takut mati
Jadi aku ikut kemanapun kau pergi
Jika tanganmu yang terulur masih terbuka untukku
Kita adalah orang-orang asing diatas jalan ini,
tapi kita bukan dua orang, kita adalah satu.
Jadi kau pernah berada di tempat yang sama
Dari negeri yang telah banyak menghasilkan pecundang
Jadi bersama kita akan berbagi jalan ini
Jadi pikirkan perkataan kita dan hati-hatilah bicara
Sampai kedamaian yang kita temukan
akan berkata apa yang akan kulakukan
Segala yang kumiliki akan kubagi denganmu
Jika kurasa hari esok sama seperti hari ini
Kita akan ambil apa yang kita inginkan
dan tinggalkan sisanya
Kita adalah orang-orang asing diatas jalan ini,
tapi kita bukan dua orang, kita adalah satu.
Orang suci dan pendeta suci,
Cinta pada kehidupan membuat lututku melemah
Dan ketika kita sampai, buatlah permainan
Karena segera aku merasa kau akan membawa kita berdua
Dengan janji-janji palsu yang membuatku percaya
Bagi banyak orang, ada terlalu banyak penderitaan
Dan pikiranku sangat bangga, tapi sangat pedih oleh kemarahan
Dan kalau aku hidup terlalu lama, aku takut mati
Kita adalah orang-orang asing diatas jalan ini,
tapi kita bukan dua orang, kita adalah satu.
Kamis, 30 Agustus 2012
But It's Empty
Aku semakin benci diriku sendiri.
Aku yang diam dan tidak bisa berbuat apa-apa, terlalu tolol untuk menyadari...
ini semua cuma mimpi-mimpi yang tidak logis.
ini semua cuma mimpi-mimpi yang tidak logis.
Waktu semakin membuatnya jelas, ini amat sangat keterlaluan. Egois. Berlebihan. Kekanakan.
Temanku berkata untuk berhenti menyalahkan diri. Bahwa perasaan yang kumiliki manusiawi. Tapi semakin kupikirkan aku malah semakin membenci diriku sendiri. Aku seperti orang lain, orang asing yang tidak kukenal, jenis orang yang paling kubenci.
...orang yang membiarkan perasaan menguasai dirinya sampai hilang akal sehat.
Apapun yang kulakukan... sudah tidak begitu berarti lagi rasanya. Sejujurnya, what's the point? There is no point if without him. Bukan. Salah... hatiku mengatakan tidak ada padahal sebenarnya ada.
Hidupku masih berarti. Masih ada segelintir yang menyayangiku.
Tapi kenapa semua itu terasa hampa?
Kalau tidak ada dia, semuanya terasa hampa.
Aku tidak sadar selama ini aku begitu kesepian, melebihi bayanganku. Sekarang ketika aku mengenal sesuatu yang baru, seperti melihat tempat asing yang indah... aku harus kembali ke liang yang kosong itu.
Aku harus sendirian lagi. Aku harus kembali dan menarik diriku lagi.
Dan sayangnya itulah keputusan yang paling tepat, dan mungkin yang paling logis.
Kenapa hal-hal yang benar sangat menyakitkan...? Kenapa aku harus kesepian lagi? Kenapa aku harus...
Bagaimana bisa aku berharap ada yang menerimaku, sementara aku saja benci sekali diriku sendiri?
Rabu, 08 Agustus 2012
Jar of Hearts
Kadang, aku berkhayal tiap bulir cinta yang tidak menemukan rumahnya ini sebenarnya Tuhan kumpulkan satu-satu kedalam semacam toples penuh cinta, dimana suatu hari nanti Ia akan berikan kepadaku kembali. Dalam bentuk cinta yang sangat indah yang bisa kumiliki.
Aku tahu aku salah memahaminya, pada dasarnya aku memang tidak memiliki apapun. Semuanya adalah milikNya saja. Bahkan meskipun perasaan ini tersampaikan pada seseorang.
Kalau aku merasa sedih, aku selalu menatap baik-baik tanganku. Betapa indah bentuknya dan sempurna desain yang telah Ia ciptakan. Tangan ini berbuat banyak hal dan mengubah banyak hal. Begitu hebat rancanganNya dan diciptakan untuk tujuan yang mestinya mulia. Maka seketika aku akan bersemangat menghadapi kesedihan apapun. Karena tiap hal pasti punya tujuan dan maksudnya, seperti tangan ini.
Sekarang tidak lagi.
Kulihat tanganku dan aku semakin sedih.
Tangan ini pernah digenggamnya dan masih terasa kehangatannya dalam hati dan jiwaku. Masih dapat kubayangkan dengan baik, kupejamkan mata dan kulihat senyum anehnya mengembang, menguji cintaku lagi. Tangan ini, tak akan mendapatkan itu lagi.
Andaikan aku bisa jujur padanya, betapa aku sangat... sangat lelah. Lelah menahan perasaan dan air mata tiap kali mengingatnya. Ia selalu datang dalam mimpiku. Mimpi yang indah maupun buruk.
Andaikan ia tahu aku pun bisa mencintainya seumur hidupku, cinta yang tidak kalah oleh orang lain. Aku bisa menjadi orang yang lebih baik hanya dengan mencintainya, dan aku akan berusaha juga mengubah dirinya jadi lebih baik. Jika bisa bersamanya, aku berjanji dengan harga diriku tidak akan mencintai orang lain. Pikiran itu terdengar sangat berat, tapi aku juga tidak akan bercanda soal itu. Karena hidup ini sangat singkat dan aku tidak berencana untuk berkeliling dunia mencari kebahagiaan sejati. Akulah yang akan menciptakannya sendiri, yang mana sangat ingin aku bangun bersamanya.
Aku tidak tahu apakah aku bisa mencintai lagi. Mungkin bisa, tapi dalam jangka waktu yang tidak bisa kuketahui sama sekali.
Aku tahu aku salah memahaminya, pada dasarnya aku memang tidak memiliki apapun. Semuanya adalah milikNya saja. Bahkan meskipun perasaan ini tersampaikan pada seseorang.
Kalau aku merasa sedih, aku selalu menatap baik-baik tanganku. Betapa indah bentuknya dan sempurna desain yang telah Ia ciptakan. Tangan ini berbuat banyak hal dan mengubah banyak hal. Begitu hebat rancanganNya dan diciptakan untuk tujuan yang mestinya mulia. Maka seketika aku akan bersemangat menghadapi kesedihan apapun. Karena tiap hal pasti punya tujuan dan maksudnya, seperti tangan ini.
Sekarang tidak lagi.
Kulihat tanganku dan aku semakin sedih.
Tangan ini pernah digenggamnya dan masih terasa kehangatannya dalam hati dan jiwaku. Masih dapat kubayangkan dengan baik, kupejamkan mata dan kulihat senyum anehnya mengembang, menguji cintaku lagi. Tangan ini, tak akan mendapatkan itu lagi.
Andaikan aku bisa jujur padanya, betapa aku sangat... sangat lelah. Lelah menahan perasaan dan air mata tiap kali mengingatnya. Ia selalu datang dalam mimpiku. Mimpi yang indah maupun buruk.
Andaikan ia tahu aku pun bisa mencintainya seumur hidupku, cinta yang tidak kalah oleh orang lain. Aku bisa menjadi orang yang lebih baik hanya dengan mencintainya, dan aku akan berusaha juga mengubah dirinya jadi lebih baik. Jika bisa bersamanya, aku berjanji dengan harga diriku tidak akan mencintai orang lain. Pikiran itu terdengar sangat berat, tapi aku juga tidak akan bercanda soal itu. Karena hidup ini sangat singkat dan aku tidak berencana untuk berkeliling dunia mencari kebahagiaan sejati. Akulah yang akan menciptakannya sendiri, yang mana sangat ingin aku bangun bersamanya.
Aku tidak tahu apakah aku bisa mencintai lagi. Mungkin bisa, tapi dalam jangka waktu yang tidak bisa kuketahui sama sekali.
Sabtu, 04 Agustus 2012
Aku Yang Tidak Bijak Ini Mencintainya
Berbagai macam cara seseorang mencintai.
Ada cinta yang mengalir lembut seperti sungai kecil yang jernih, atau berkobar seperti api dengan bunga-bunganya yang memercik keudara. Ada cinta yang jelas seterang siang hari, namun gelap dan diam seperti malam. Atau seperti paduan antara gelombang lautan yang keras tengah malam, ia tak terlihat namun bergemuruh lantang dalam kegelapan.
Ketika aku jatuh cinta, aku menyadari aku adalah yang tipe terakhir.
Tak ada yang dapat menjelaskan dengan persis kenapa manusia bisa menyayangi terlepas dari sifat dasar manusia yang egois. Apakah ada hubungannya dengan hormon? Gelombang otak? Mengapa manusia bisa mencintai orang lain begitu dalam dan melupakan dirinya sendiri? Atau seperti yang dikatakan Sherlock Holmes; "Bukan kemarahan, tapi cinta adalah motivator paling ganas".
Kukira aku tak akan jatuh cinta lagi.
Lalu setelah semuanya terbukti tidak benar, cinta ini lenyap dengan cepat seperti salju di pagi hari musim semi. Betapa cinta ada bukan untuk membahagiakan, tapi untuk menguji kita belaka!
Aku pastilah sudah gila, karena setiap kali melihatnya, aku seketika rela memberikan seluruh perasaan dan apa yang kupunya untuknya. Untuk kebahagiaan dirinya.
Aku merindukannya dan jiwaku tercabik-cabik oleh perasaan rindu.
Aku menyayanginya dan berdoa agar ia tidak akan kesepian atau merasa sedih.
Ketika ia memberikanku senyuman, aku seketika bersumpah untuk menjaga senyum itu.
Atau ketika jarinya yang lembut dan hangat mengulum tanganku, aku merasa bahagia namun khawatir aku tak akan merasakan itu lagi. Mungkinkah jalan yang akan kutempuh nanti begitu gelap dan dingin? Karena untuk sesaat aku melupakan semua kesunyian dalam hidupku.
Menebak arti tatapannya yang selalu seakan mengujiku, mendapati bahwa perasaan ini tak pernah sampai ke tujuannya. Kelopak-kelopak cinta ini berguguran bahkan sebelum ia boleh mekar. Sekarang, seakan bunga yang telalu cepat tumbuh untuk keluar diantara salju musim dingin, ia akan ditakdirkan untuk mati sendirian.
Aku pastilah sudah gila. Karena aku sangat mencintainya. Menyayanginya.
Apakah perasaan ini sampai kepadamu?
Ada cinta yang mengalir lembut seperti sungai kecil yang jernih, atau berkobar seperti api dengan bunga-bunganya yang memercik keudara. Ada cinta yang jelas seterang siang hari, namun gelap dan diam seperti malam. Atau seperti paduan antara gelombang lautan yang keras tengah malam, ia tak terlihat namun bergemuruh lantang dalam kegelapan.
Ketika aku jatuh cinta, aku menyadari aku adalah yang tipe terakhir.
Tak ada yang dapat menjelaskan dengan persis kenapa manusia bisa menyayangi terlepas dari sifat dasar manusia yang egois. Apakah ada hubungannya dengan hormon? Gelombang otak? Mengapa manusia bisa mencintai orang lain begitu dalam dan melupakan dirinya sendiri? Atau seperti yang dikatakan Sherlock Holmes; "Bukan kemarahan, tapi cinta adalah motivator paling ganas".
Kukira aku tak akan jatuh cinta lagi.
Lalu setelah semuanya terbukti tidak benar, cinta ini lenyap dengan cepat seperti salju di pagi hari musim semi. Betapa cinta ada bukan untuk membahagiakan, tapi untuk menguji kita belaka!
Aku pastilah sudah gila, karena setiap kali melihatnya, aku seketika rela memberikan seluruh perasaan dan apa yang kupunya untuknya. Untuk kebahagiaan dirinya.
Aku merindukannya dan jiwaku tercabik-cabik oleh perasaan rindu.
Aku menyayanginya dan berdoa agar ia tidak akan kesepian atau merasa sedih.
Ketika ia memberikanku senyuman, aku seketika bersumpah untuk menjaga senyum itu.
Atau ketika jarinya yang lembut dan hangat mengulum tanganku, aku merasa bahagia namun khawatir aku tak akan merasakan itu lagi. Mungkinkah jalan yang akan kutempuh nanti begitu gelap dan dingin? Karena untuk sesaat aku melupakan semua kesunyian dalam hidupku.
Menebak arti tatapannya yang selalu seakan mengujiku, mendapati bahwa perasaan ini tak pernah sampai ke tujuannya. Kelopak-kelopak cinta ini berguguran bahkan sebelum ia boleh mekar. Sekarang, seakan bunga yang telalu cepat tumbuh untuk keluar diantara salju musim dingin, ia akan ditakdirkan untuk mati sendirian.
Aku pastilah sudah gila. Karena aku sangat mencintainya. Menyayanginya.
Apakah perasaan ini sampai kepadamu?
Langganan:
Postingan (Atom)