Ada banyak hal menarik yang menunggu setiap minggu. Film, buku, musik, acara TV, bagiku kebanyakannya adalah kegiatan yang hanya bisa dinikmati sendiri. Seperti yang selalu kupikirkan tentang diriku, I'm more philosophical than practical. Ada cerita-cerita pendek dari abad ke 17 menunggu di kelas Bahasa Inggris untuk dibaca bersama. Dan lain-lain sebagainya yang membuat hidup singkat ini jadi menyenangkan.
Hidup yang singkat. Yah, setidaknya bagi sebagian orang. Sebenarnya tidak, apabila kau memiliki kepercayaan sepertiku. Aku percaya ada kehidupan setelah kematian. <---nah, ini adalah sebagian hal yang meresahkan dalam kurun waktu beberapa minggu ini--namun aku mencoba untuk tidak terlalu memikirkannya. Mungkin lebih kepada desakan moral akan keadilan kehidupan. Hidup yang tidak adil akan dibalas seadil-adilnya setelah kita semua mati. What a fun thought!
Lalu ada lagi yang menghinggapi pikiranku, masa depan. Aku tidak ingin terkesan cheesy, tapi sebagai mahasiswi yang semakin mendekati tahun akhir kuliahnya, mau tidak mau aku harus mulai merancang rencana masa depan. Orangtua mana di dunia ini yang tidak ingin anaknya bisa hidup layak dan berhasil? Harapan dan ekspektasi itu terkadang memotivasi semangat belajar tapi disatu sisi juga mengkhawatirkan. Pertanyaan seperti; apa itu sukses? apa itu layak? apa itu uang? pasangan hidup? keluarga? Segudang pertanyaan yang tak ada seorang pun mau menjawabnya untukku terus bertambah. Dari hari kehari, menit kemenit, tapi aku merasa semakin takut. Aku mulai merasa sedih dan bertanya-tanya; benarkah mereka yang mengharapkan keberhasilan diriku sungguh mengharapkan kebahagiaan bagiku? Atau ini hanyalah semacam pelampiasan bagi mereka untuk mengisi mimpi-mimpi masa muda mereka yang tak tercapai? Atau lebih sederhana, gengsi sosial?
Aku tidak tahu, dan kurasa tidak akan pernah tahu. Aku tidak pernah merasakan cinta, cinta yang hangat dan nyata maksudku. Bukan yang dingin dan penuh kepentingan. Mungkin orangtuaku memang mencintaiku tapi mungkin mereka juga sedang berusaha memahami keinginan mereka sendiri melalui diriku. Kau tidak akan dapat memahami kehidupan ini dengan sebenar-benarnya, oh, kuharap jangan. Sebab menurutku, kalau kehidupan ini menyingkap rahasianya, kita akan kecewa.
Mungkin, kehidupan adalah apa yang kita pikirkan.
Mungkin, kita semua sedang dalam mimpi berkepanjangan, dan suatu saat akan terbangun.
Tapi aku mensyukuri kehidupanku. Ada hal-hal yang ingin kuubah didalamnya, tapi kebanyakan tidak. Ada lebih banyak hal diluar sana menunggu dan aku tidak sabar menjalani labirin masa depan. Kuncinya adalah, jangan terlalu banyak mempertanyakan dan tetaplah melangkah.
Dan seandainya ada seorang kawan setia dalam perjalanan ini, mungkin saat itu semua pertanyaan terjawab...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar