Saga semi autobiografi ini mencakup 5 film yaitu:
1. The 400 Blows
2. Antoine and Colette
3. Stolen Kisses
4. Bed and Board
5. Love on The Run
Jika The Catcher in The Rye mengingatkan kita pada Holden Caulfield yang depresi berjalan-jalan di jalanan kota New York tengah malam yang berkabut, Antoine Doinel muda melakukannya di jalanan kota Paris, mencari tempat untuk tidur atau mesin tik untuk dicuri.
Sejak SMA, bisa dibilang aku yang agak labil ini selalu mencari tokoh panutan. Yah, bukan berarti Holden Caulfield atau Antoine Doinel adalah tokoh panutanku. Tapi aku bisa memahami perasaan mereka, suatu perasaan yang dirasakan oleh banyak remaja lain, disadari atau tidak. Film ini menggambarkan kepolosan anak-anak dan pencarian kasih sayang. Sebentar, itu agak terdengar lebay... tapi memang itu kesimpulan yang kudapat. Antoine Doinel sejak film pertamanya adalah karakter yang haus pengakuan, arogan, tapi sensitif. Ia agak nakal tapi bukan berarti bodoh. Ia mencintai novel sastra <---bukan hal ini juga yang membuatnya pintar! Kurasa kalau kutilik dari pengalaman hidupku, ia pintar karena ia memutuskan untuk hidup mandiri. Hidup mandiri adalah impiannya di usia belia. Ia membenci orangtuanya. Mungkin karena itu. Namun jika kau menonton film ini, kau akan mendapatkan kesimpulan bahwa hidup mampu membunuh impian seindah apapun. Adegan akhir ketika ia berlari di tepi laut itu mewakili jutaan perasaan yang berbeda bagi tiap orang, namun buatku.. aku mendefinisikannya sebagai kebuntuan dan ketidakjelasan hidup.
Seperti halnya Tom Sawyer yang dipandang rendah oleh orang dewasa sekitarnya, Antoine Doinel mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orangtua dan gurunya. Bahkan kau akan mendapat kesan bahwa ia membenci orangtuanya dalam adegan dimana wali kelasnya bertanya alasan ia tidak masuk kelas.
Tapi aku tidak mau terlalu menggambarkan keseluruhan film ini, nanti malah jadinya spoiler, besides, lebih baik suatu fil itu direview setelah kita menonton saja. Semakin sedikit pengetahuan kita sebelum menonton, semakin kita akan menikmatinya. Meskipun, yah... tergantung orang, sih.
Tidak berhenti sampai sini, saga karakter ini terus tumbuh di film-film sekuelnya. Dalam Antoine et Colette ia menjalani kisah cinta di usia 20-an. Lalu ada Baisers Voles dimana ia mengalami petualangan cinta dengan lebih banyak lagi wanita. Lalu Domicile Conjugal, tentang... (jangan, nanti spoiler!), dan terakhir L'Amour en Fuite yang lebih seperti kilas balik kehidupannya dari 400 Blows.
Jika kau menyukai cerita yang amat sangat real (karena itulah ciri dari film-film French New Age) dengan karakter yang kuat, inilah filmnya. Apalagi kalau kau suka dengan actor with pretty face, Jean Pierre Leaud was (because now he's not) stunningly gorgeous in those movies. You won't miss this.
I'm off to watch La Chinoise now
Tidak ada komentar:
Posting Komentar