Kamis, 30 Agustus 2012

But It's Empty

Aku semakin benci diriku sendiri.

Aku yang diam dan tidak bisa berbuat apa-apa, terlalu tolol untuk menyadari...
ini semua cuma mimpi-mimpi yang tidak logis.

Waktu semakin membuatnya jelas, ini amat sangat keterlaluan. Egois. Berlebihan. Kekanakan.

Temanku berkata untuk berhenti menyalahkan diri. Bahwa perasaan yang kumiliki manusiawi. Tapi semakin kupikirkan aku malah semakin membenci diriku sendiri. Aku seperti orang lain, orang asing yang tidak kukenal, jenis orang yang paling kubenci.

...orang yang membiarkan perasaan menguasai dirinya sampai hilang akal sehat.

Apapun yang kulakukan... sudah tidak begitu berarti lagi rasanya. Sejujurnya, what's the point? There is no point if without him. Bukan. Salah... hatiku mengatakan tidak ada padahal sebenarnya ada.

Hidupku masih berarti. Masih ada segelintir yang menyayangiku.

Tapi kenapa semua itu terasa hampa?

Kalau tidak ada dia, semuanya terasa hampa. 

Aku tidak sadar selama ini aku begitu kesepian, melebihi bayanganku. Sekarang ketika aku mengenal sesuatu yang baru, seperti melihat tempat asing yang indah... aku harus kembali ke liang yang kosong itu.

Aku harus sendirian lagi. Aku harus kembali dan menarik diriku lagi.

Dan sayangnya itulah keputusan yang paling tepat, dan mungkin yang paling logis.

Kenapa hal-hal yang benar sangat menyakitkan...? Kenapa aku harus kesepian lagi? Kenapa aku harus...

Bagaimana bisa aku berharap ada yang menerimaku, sementara aku saja benci sekali diriku sendiri?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar