Minggu, 04 November 2012

Being Indifferent As You Do

Being indifferent means being dispassionate about things happen around you. So, when people smile at you, you can lift up your brows or merely keep silent. Or in other level, be a bit cold. Either way, it's what I am talking about. People are personalities. There are 7 billion of us live a different lives and multiple personalities. If only we can keep that in mind, we won't easily judge someone without knowing their true personalities or stories.

Well, once my colleague... he was my friend, but after he told what I'm going to tell you about, I level down his companionship level from a 'friend' to only just 'acquaintance'. He told me, quite honest actually, that I've been so indifferent to other people. SO indifferent 'till some guys (I'm a girl, you see) stay away from me. They see me as a girl with distant and stone walls, means I am not friendly. That surprised me. You never know how the way people see you until someone tells you the truth. Then this acquaintance of mine also told that there's a girl who hates me without reason. Whoa.

As long as I remember, I didn't do anything harmful or rude to them. Maybe, I don't smile too often (or should I? Cause it's very discomfortable!). But, you know... I have some theories:

1. I live in country that is well-known for its nice people, hospitality and heart-warming smiles. I told you the truth, people here don't smile here genuinely because it's a social protocol. You meet people, you gotta smile, because if you don't... they will look at you like you walk on fire because you're SNOBBY or INDIFFERENT. That is Indonesia. 

2. The idea of a women who wear hijab should represent a nice personality or at least... feminine. Guys who see women who aren't like that would probably judge them as INDIFFERENT or DISLIKE men in general (which is abnormal, of course). You know, all stuffs like... as a muslimah, we should keep our sight, keep away from touching men (non-muhrim), not being flirty, etc. Maybe people who judge me as an indifferent person think this way. I am a conservative muslimah. Bullcrap.

3. Possibly, I am as they see... an indifferent person. Well, I don't ignore the fact though. Also, I don't despise the idea of me being cold, closed, indifferent, mysterious, anything at all. It's their opinion. What I hate is... how could they possibly judge me as they like while they even barely talk to me, only know my first name, never smiled at me, just looking me afar waiting for me to say fucking 'hello' first like normally Indonesian do?? It was upsetting me very much as they talked behind me. 
I love myself, although there are times when I hate myself. Like any other person. 
I won't change. Because i believe, whenever we should care of others, we do it from our heart, not because of goddamn social protocol. Same thing with smiling or listening to others. Because if you do that other way, you are just a fucking PHONEY and that's the last thing I wanna be. 

My last word, those who hate just gonna hate. If they truly want to be friends, well.. they will find me a passionate, caring, loving, loyal, most trusted person they ever encountered in their life. I promise myself that.
But again, not for phoneys and stupids. 

Rabu, 31 Oktober 2012

21 Years of Rants

Idul Adha bertepatan dengan Ulang Tahun ke-21. There was no party, no gifts, nothing. Except all birthday wishes on my Facebook wall. Selain itu dunia berjalan seperti biasanya.

Dahulu beberapa orang temanku berkata bahwa aku adalah orang yang selalu tahu apa kemauanku, tujuanku, kemana harus melangkah. Pencapaian dan keberhasilan waktu itu semakin menegaskan citra kepastian impian dan keinginan hidupku. Tentu saja, mereka salah. Aku kini berhenti di persimpangan. Sisi lain dari jalanan. Aku mengintip ke balik sisi itu, aku sadar diriku yang lain masih menunggu.

Itu adalah diriku yang selalu kuinginkan jika melihat bayanganku dalam cermin. Tapi dia tidak pernah muncul. Seorang gadis yang menginjak usia wanita dewasa, penuh perencanaan, bersemangat menghadapi ketidakpastian, dan tentu saja lebih bijaksana. Seseorang yang menjadi dirinya sendiri.
Tapi dia tidak pernah muncul disana. Dalam pantulanku di cermin manapun. Bahkan terkadang suara tawaku sendiri terdengar asing. Seakan aku membiarkan seorang asing mengambil alih hidupku dari pukul 7 pagi hingga sebelum tidur. Lalu dalam mimpi, aku menjadi diriku lagi.

Penyesalan terbesarku adalah; ketakutanku untuk menyuarakan diriku sendiri. Perasaanku yang sebenarnya. Tapi justru tak seorangpun mengenalku dengan baik. Mungkin memang tidak ada orang yang bisa mengenalku dengan baik. Maksudku, mengenal berarti menerima perasaanku dan keseluruhan kelemahan dan kelebihanku. Tapi tak ada satupun (mungkin hanya Rachel seorang) yang mengenalku.

Lalu bagaimana mereka bisa menyayangiku kalau aku tidak pernah dikenali? Diriku yang asli. Diriku yang berdiri di sisi lain dari jalan. Bukan seorang yang muncul dari pukul 7-sebelum tidur. Semua itu bukan untukku. Untuk diriku yang palsu. Cinta yang palsu. Sebenarnya hdupku penuh kepalsuan. Heh.

Betapa munafik, palsu topeng itu.

Belajar dengan rajin?
Mengenal agamaku dengan baik?
Mengenakan baju seperti ini setiap hari?
Merasa orang-orang perhatian padaku?
Keluarga bahagia dan hangat?
Teman-teman baik?

Fake, fake, fake.

Jika aku boleh berharap, aku ingin di usiaku yang baru ini... aku dilenyapkan. Lalu memulai semua dari awal, di tempat baru yang lebih baik, orang-orang yang lebih tulus, diriku yang lebih berani...

Aku menyesal. Benar-benar menyesal. Aku membenci diriku lebih dari segalanya, itulah bagian terburuknya.


Jumat, 14 September 2012

A Blue Letter

Kepada: orang yang akan kutinggalkan
Subject: penjelasan yang jujur

Yang tersayang dan akan kulupakan,

Sebagaimana Beethoven menulisi kawan-kawan dan kekasihnya lewat surat-surat rahasia yang tidak pernah ia kirimkan, aku menuliskan perasaanku diatas postingan ini, walaupun dengan gaya pengecut; tapi merupakan perasaanku yang sebenarnya. Semata-mata supaya aku bisa memperoleh kembali ketenangan pikiran yang musim panas lalu hilang dariku karena terlalu banyak memikirkanmu.

Satu episode dalam hidupku dan hidupmu usai sudah. Sepotong era yang seperti era lainnya, dimulai lalu berakhir. Kehidupan begitu kompleks dan penuh misteri. Dalam hidupku, aku berjalan dengan langkah lesu kearah manapun, mencari harapan yang hilang dariku sejak lama, mencari teman dan cinta sejati, kebenaran, ilmu pengetahuan, aku membuka pengalaman baru dan bertemu banyak orang. Dalam hidupku aku mengalami berbagai perasaan. Bahagia, sedih, sakit hati, semangat, kesepian, kecewa, marah.
Dalam hidupku itu aku tidak pernah mengenalmu. Aku tidak tahu kau ada.

Lalu musim yang amat kering itu datang dan kita akhirnya mengenal. Kuketahui ada perasaan lain yang dirasakan semua umat manusia. Cinta. Maafkan aku yang terlalu emosional, aku hanya ingin memastikan perasaanku yang sebenarnya tersampaikan dengan baik. Ya, aku merasakan cinta dan jenis kebahagiaan yang belum pernah kurasakan seumur hidupku.

Lalu yang ingin kukatakan lewat postingan ini adalah; aku berharap bisa bertemu denganmu sekali lagi. Sekali dan yang terakhir. Aku ingin menyelesaikan semua yang terjadi---apapun kau sebut namanya itu---dengan satu percakapan yang jujur. Supaya semua yang kita alami itu punya nilai dan berarti. Mungkin bagimu tidak. Bagimu aku bukan orang yang kau cintai. Tidak masalah, itu semua sudah tidak menyakitkan lagi, aku sudah menerimanya. Lagipula, aku mencintaimu bukan untuk menjadi milikmu juga.

Aku percaya segala yang terjadi haruslah punya tujuan, termasuk pertemuan kita. Kita tidak bisa memilih siapa yang akan kita cintai esok hari. Tapi kita bisa memilih untuk tidak membenci seseorang. Aku tidak memilih untuk membencimu, aku harap kau mengerti maksudku. Aku tidak ingin menyesali perasaan cinta yang sungguh-sungguh kurasakan. Aku menerima semuanya.

Hari-hari yang menyesakkan karena rindu dan patah hati sudah lewat. Aku sekarang  memiliki beberapa pemikiran baru tentang cinta; yang lebih baik dan dewasa. Aku belajar banyak dari mencintaimu.

Karenanya, aku hanya ingin melihatmu sekali lagi. Jika harus berakhir, aku akan berusaha mengikhlaskan perpisahan---kurasa itulah jalan yang terbaik buatmu dan buatku.
Hanya saja, bahkan dalam perpisahan sekalipun haruslah dilakukan dengan benar. Betapa inginnnya aku bertemu, kalau kau ingin mengetahui kebenarannya... aku sangat ingin bertemu untuk berpisah.

Aku harap kau mengerti perasaanku ini karena walaupun tidak langsung, inilah yang kurasakan sebenarnya. Tidak akan kukatakan pada siapapun, hanya kusimpan disini.

Melupakan memang mustahil, tapi hidup harus terus berlanjut.





Temanmu yang menunggu.

Sabtu, 08 September 2012

Orang-Orang Asing

Ini lagu The Kinks "Strangers" yang sedang ane mood untuk ane tulis arti bahasa Indonesianya.

Kemana kau pergi, aku tidak keberatan
Sudah kubunuh waktu dan duniaku
Jadi kemana aku pergi dan apa yang kulihat
Kulihat banyak orang menyusulku

Jadi kemana kau pergi, aku tidak keberatan
Kalau aku hidup terlalu lama, aku akan takut mati
Jadi aku ikut kemanapun kau pergi
Jika tanganmu yang terulur masih terbuka untukku

Kita adalah orang-orang asing diatas jalan ini,
tapi kita bukan dua orang, kita adalah satu.

Jadi kau pernah berada di tempat yang sama
Dari negeri yang telah banyak menghasilkan pecundang
Jadi bersama kita akan berbagi jalan ini
Jadi pikirkan perkataan kita dan hati-hatilah bicara
Sampai kedamaian yang kita temukan
akan berkata apa yang akan kulakukan

Segala yang kumiliki akan kubagi denganmu
Jika kurasa hari esok sama seperti hari ini
Kita akan ambil apa yang kita inginkan
dan tinggalkan sisanya


Kita adalah orang-orang asing diatas jalan ini,
tapi kita bukan dua orang, kita adalah satu.

Orang suci dan pendeta suci,
Cinta pada kehidupan membuat lututku melemah
Dan ketika kita sampai, buatlah permainan
Karena segera aku merasa kau akan membawa kita berdua
Dengan janji-janji palsu yang membuatku percaya

Bagi banyak orang, ada terlalu banyak penderitaan
Dan pikiranku sangat bangga, tapi sangat pedih oleh kemarahan
Dan kalau aku hidup terlalu lama, aku takut mati


Kita adalah orang-orang asing diatas jalan ini,
tapi kita bukan dua orang, kita adalah satu.










Kamis, 30 Agustus 2012

But It's Empty

Aku semakin benci diriku sendiri.

Aku yang diam dan tidak bisa berbuat apa-apa, terlalu tolol untuk menyadari...
ini semua cuma mimpi-mimpi yang tidak logis.

Waktu semakin membuatnya jelas, ini amat sangat keterlaluan. Egois. Berlebihan. Kekanakan.

Temanku berkata untuk berhenti menyalahkan diri. Bahwa perasaan yang kumiliki manusiawi. Tapi semakin kupikirkan aku malah semakin membenci diriku sendiri. Aku seperti orang lain, orang asing yang tidak kukenal, jenis orang yang paling kubenci.

...orang yang membiarkan perasaan menguasai dirinya sampai hilang akal sehat.

Apapun yang kulakukan... sudah tidak begitu berarti lagi rasanya. Sejujurnya, what's the point? There is no point if without him. Bukan. Salah... hatiku mengatakan tidak ada padahal sebenarnya ada.

Hidupku masih berarti. Masih ada segelintir yang menyayangiku.

Tapi kenapa semua itu terasa hampa?

Kalau tidak ada dia, semuanya terasa hampa. 

Aku tidak sadar selama ini aku begitu kesepian, melebihi bayanganku. Sekarang ketika aku mengenal sesuatu yang baru, seperti melihat tempat asing yang indah... aku harus kembali ke liang yang kosong itu.

Aku harus sendirian lagi. Aku harus kembali dan menarik diriku lagi.

Dan sayangnya itulah keputusan yang paling tepat, dan mungkin yang paling logis.

Kenapa hal-hal yang benar sangat menyakitkan...? Kenapa aku harus kesepian lagi? Kenapa aku harus...

Bagaimana bisa aku berharap ada yang menerimaku, sementara aku saja benci sekali diriku sendiri?

Rabu, 22 Agustus 2012

Selamat Leba(y)an

Whoa, beneran udah Lebaran ya??

Oke, ini lebay... tapi ini sungguh Lebaran paling sepi yang pernah ane alami. Kalau ane simpulkan dengan satu kata SEPI. Sebenarnya ritualnya sudah sering terulang tiap tahun, ok? Ane sekeluarga mudik ke Lampung + Bengkulu naik mobil dan kapal feri. Kemacetan 4 kilometer dari tol Merak ke pelabuhan juga gak kaget lagi, ada bokap jadi khatib dan imam (yang lagi-lagi minta diketikin teks Arabnya) di masjid, ziarah ke makam kakek (yang tiap tahun makin cepat waktu bernangis-nangis rianya), lalu makan opor, lalu salam-salaman.... lalu tidur siang jam 1. It's all the same old stories, alright.

But what made it harder than the yesteryear...?

Well, pertama kondisi mental yang tidak stabil. Ditandai dengan sindrom-sindrom stres seperti lucid dreaming (cek di Wikipedia) kayak di Inception.... dan jadwal bulanan yang telat, saking telatnya baru kali ini puasa penuh sebulan, whoa!

Lalu ortu yang masyaallah luar biasa menyebalkannya. Ada insiden dimana mereka tiba-tiba jadi gaje cuma gara-gara tante ane mau ngajak ane sama adek jalan-jalan. Adik ane yang terakhir... well, dia masih sakit dan tahu-tahu nangis (gak nangis kejer, lho) dan buat ortu marah besar. Insiden itu melibatkan seluruh adik-adik nyokap dan berakhir dengan diijinkannya kita bertiga walau dengan darah dan airmata (lebay).
Believe me, bukan pengalaman indah.

Tapi lucunya, saudara-saudara nyokap yang biasanya rebutan harta itu kali ini jadi kompakan dukung ane sama adek-adek ane buat pergi. Malahan mereka menyediakan diri buat tempat curhat. Aneh, kan.

Tapi akhir-akhir ini memang ane gampang nangis, lho. Tapi gampang juga selesainya. Paling nangis gak sampai semenit, biasanya sampe 5 menit-laahh... does it mean i became stronger? :-D

Anyway, tadi pagi diomelin karena kamar berantakan. Kamar ane berantakan, are you fucking kidding me? Temen ane kalau nginep mereka komplain karena kamar terlalu luas dan bersih segala macam. Berantakan dari mananyaaaaa..... Lagian itu kan kotor karena gak disapu selama mudik. Sumpah, jadi pengen ngekos!!

Tahun ini gak mudik ke Bengkulu. Tapi biarlah, ane cuma kangen pantainya doank.

Apa lagi....

Harapan-harapan buat tahun depan (kayak mau Tahun Baru -_-)

1. Semoga tuh dosen gak ngurus Tahfizh ane lagi
2. Semoga ketemu komik bagus yang murah lagi
3. Semoga bisa jalan keluar kota sama temen (bukan keluarga)
4. Semoga rezeki bertambah
5. Semoga pipi gak melebar
6. Semoga ................ (dalam hati aja)

dan lain-lain, resolusi Lebaran yang ngga penting, hahaha!











Rabu, 08 Agustus 2012

Jar of Hearts

Kadang, aku berkhayal tiap bulir cinta yang tidak menemukan rumahnya ini sebenarnya Tuhan kumpulkan satu-satu kedalam semacam toples penuh cinta, dimana suatu hari nanti Ia akan berikan kepadaku kembali. Dalam bentuk cinta yang sangat indah yang bisa kumiliki.

Aku tahu aku salah memahaminya, pada dasarnya aku memang tidak memiliki apapun. Semuanya adalah milikNya saja. Bahkan meskipun perasaan ini tersampaikan pada seseorang.

Kalau aku merasa sedih, aku selalu menatap baik-baik tanganku. Betapa indah bentuknya dan sempurna desain yang telah Ia ciptakan. Tangan ini berbuat banyak hal dan mengubah banyak hal. Begitu hebat rancanganNya dan diciptakan untuk tujuan yang mestinya mulia. Maka seketika aku akan bersemangat menghadapi kesedihan apapun. Karena tiap hal pasti punya tujuan dan maksudnya, seperti tangan ini.

Sekarang tidak lagi.

Kulihat tanganku dan aku semakin sedih.
Tangan ini pernah digenggamnya dan masih terasa kehangatannya dalam hati dan jiwaku. Masih dapat kubayangkan dengan baik, kupejamkan mata dan kulihat senyum anehnya mengembang, menguji cintaku lagi. Tangan ini, tak akan mendapatkan itu lagi.

Andaikan aku bisa jujur padanya, betapa aku sangat... sangat lelah. Lelah menahan perasaan dan air mata tiap kali mengingatnya. Ia selalu datang dalam mimpiku. Mimpi yang indah maupun buruk.
Andaikan ia tahu aku pun bisa mencintainya seumur hidupku, cinta yang tidak kalah oleh orang lain. Aku bisa menjadi orang yang lebih baik hanya dengan mencintainya, dan aku akan berusaha juga mengubah dirinya jadi lebih baik. Jika bisa bersamanya, aku berjanji dengan harga diriku tidak akan mencintai orang lain. Pikiran itu terdengar sangat berat, tapi aku juga tidak akan bercanda soal itu. Karena hidup ini sangat singkat dan aku tidak berencana untuk berkeliling dunia mencari kebahagiaan sejati. Akulah yang akan menciptakannya sendiri, yang mana sangat ingin aku bangun bersamanya.

Aku tidak tahu apakah aku bisa mencintai lagi. Mungkin bisa, tapi dalam jangka waktu yang tidak bisa kuketahui sama sekali.


Selasa, 07 Agustus 2012

My Dear Old Friend

Semalam teman lamaku datang dan kami langsung bercerita banyak. Bahkan hal-hal yang belum kusampaikan pada teman-temanku dekatku yang lain. Bertemu dengan teman lama selalu merupakan momen yang ajaib. Pikiran kita membandingkan diri mereka dengan yang dulu, lalu kenangan-kenangan lama yang hanya diketahui bersama dibicarakan dengan rasa haru, dsb. Pokoknya teman lama selalu dapat membawa kita ke saat-saat yang paling kita inginkan di masa kini, mengerti 'kan maksudku?

Walaupun aku tak menyangka ada yang merindukanku, tapi ternyata ada juga. Sungguh suatu kebahagiaan sederhana tapi sangat berharga. Kami membicarakan beberapa orang dalam hidup kami yang sama-sama kami kenal baik. Ah, sebenarnya tidak semua teman lama seperti itu. Tapi yang satu ini lebih pantas disebut sahabat lama.

Oliver Goldsmith berkata; "Saya menyukai segala sesuatu yang lama. Teman lama, buku-buku tua, masa lalu,   dan tentu saja anggur yang lama". Mungkin karena terkadang dalam hidup, yang memberi nilai dan arti untuk setiap hal adalah waktu. Waktu dan hanya waktu yang membuatnya berharga. Jika ia terus teringat, terkenang, atau terus dibahas... berarti ia punya nilai tinggi. Itu juga alasanku lebih suka pada hal-hal yang lawas maupun klasik. Buku, musik, seni, gaya, dan lain sebagainya yang telah teruji oleh waktu.
Begitu pula persahabatan, hanya waktu yang bisa menentukan apakah ia sahabat yang tulus atau tidak?

Sahabat lamaku,
jika kau membaca postingan sederhana ini, aku hanya ingin berkata aku sangat berterimakasih padaNya kita telah pernah berkenalan dan dipertemukan kembali. Banyak orang berlalu dalam hidupku, diantara mereka meninggalkan rasa sayang ataupun pelajaran berharga. Kau adalah satu diantaranya. :-)

Sabtu, 04 Agustus 2012

Aku Yang Tidak Bijak Ini Mencintainya

Berbagai macam cara seseorang mencintai.
Ada cinta yang mengalir lembut seperti sungai kecil yang jernih, atau berkobar seperti api dengan bunga-bunganya yang memercik keudara. Ada cinta yang jelas seterang siang hari, namun gelap dan diam seperti malam. Atau seperti paduan antara gelombang lautan yang keras tengah malam, ia tak terlihat namun bergemuruh lantang dalam kegelapan.

Ketika aku jatuh cinta, aku menyadari aku adalah yang tipe terakhir.

Tak ada yang dapat menjelaskan dengan persis kenapa manusia bisa menyayangi terlepas dari sifat dasar manusia yang egois. Apakah ada hubungannya dengan hormon? Gelombang otak? Mengapa manusia bisa mencintai orang lain begitu dalam dan melupakan dirinya sendiri? Atau seperti yang dikatakan Sherlock Holmes; "Bukan kemarahan, tapi cinta adalah motivator paling ganas".

Kukira aku tak akan jatuh cinta lagi.

Lalu setelah semuanya terbukti tidak benar, cinta ini lenyap dengan cepat seperti salju di pagi hari musim semi. Betapa cinta ada bukan untuk membahagiakan, tapi untuk menguji kita belaka!

Aku pastilah sudah gila, karena setiap kali melihatnya, aku seketika rela memberikan seluruh perasaan dan apa yang kupunya untuknya. Untuk kebahagiaan dirinya.
Aku merindukannya dan jiwaku tercabik-cabik oleh perasaan rindu.
Aku menyayanginya dan berdoa agar ia tidak akan kesepian atau merasa sedih.
Ketika ia memberikanku senyuman, aku seketika bersumpah untuk menjaga senyum itu.
Atau ketika jarinya yang lembut dan hangat mengulum tanganku, aku merasa bahagia namun khawatir aku tak akan merasakan itu lagi. Mungkinkah jalan yang akan kutempuh nanti begitu gelap dan dingin? Karena untuk sesaat aku melupakan semua kesunyian dalam hidupku.

Menebak arti tatapannya yang selalu seakan mengujiku, mendapati bahwa perasaan ini tak pernah sampai ke tujuannya. Kelopak-kelopak cinta ini berguguran bahkan sebelum ia boleh mekar. Sekarang, seakan bunga yang telalu cepat tumbuh untuk keluar diantara salju musim dingin, ia akan ditakdirkan untuk mati sendirian.

Aku pastilah sudah gila. Karena aku sangat mencintainya. Menyayanginya.

Apakah perasaan ini sampai kepadamu?















Jumat, 25 Mei 2012

A Day In Life

05.00 = Wake up in the morning, Fajr praying, sleep again
06.20 = Wake up again after the second round sleeping
07.00 = Going to campus, my shoes are fighting against the muddy ground of Ciputat Street Market. Hell.
08.00 = Sitting in the class (always alone and the first to come), turn on the Wifi
09.00 = Listening to lectures, wondering what would happen if tomorrow is the end of the time.
10.00 = Listening to lectures, bored, reading some articles from my Samsung Galaxy phone
11.00 = Bored, getting sleepy, one of classmate start to ask some sounds-like-smart-opinions
12.00 = Zuhur praying, lunch, getting sleepy as hell, thinking about Ludwig Wittgenstein' Tractatus again
13.00 = Listening to lectures, sleeping on that lousy chair, daydreaming about anything philosophical.
14.00 = Arrived at home, sleeping
15.00 = Reading some books until fall to sleep
17.00 = Wake up and take a shower, thinking about what is my ideal life and world
18.00 = Teaching my students, so exhausting but sometimes fascinating, Maghrib prayer
19.00 = Isya' prayer, turn on my computer, browsing everything that sum up all of my thoughts today. From Ludwig Wittgenstein to The Big Bang Theory. From Brit Awards to Imam Ghazali. Drowned in my own mind.
24.00 = Finishing a day in life with more more questions and thoughts to think about by tomorrow in the class

Do you realize something is wrong here? Tell me.

Senin, 07 Mei 2012

Everything's Swallows Me Down

Semuanya berjalan cepat dan kejadian-kejadian datang saling beruntun. Minggu kemarin UTS dan minggu ini kembali UTS. Kegiatan mengajar seperti tanpa henti. Komputer terus dibiarkan menyala sementara Vuze mengunduh film film The Beatles. Orang-orang di rumah tetap sama banyak omong tanpa tahu situasi orang lain yang sebenarnya. Diluar sana langit bulan Mei masih kelabu, terdengar samar suara hujan bercampur motor yang lewat.

Mungkin aku sudah menyerah. Atau hanya mencari alasan. Waktu bergulir walaupun sebenarnya ia delusional. Kuingat kembali apa yang membuatku bersemangat dimasa lalu. Sekarang aku lebih sering menelan perasaanku sendiri--atau aku yang tertelan oleh keadaan? Apapun itu keduanya semakin membuatku benci diri sendiri.

Tapi tetap saja karena kasih sayangNya ta'ala aku masih memiliki hasrat pada beberapa hal yang memang menurut orang lain tidak penting. Setidaknya kebanyakan. Aku menyukai topik Fisika saat ini terutama Fisika Kuantum. Sayangnya aku tidak memahami persamaannya dan hanya mengaguminya seperti karya seni bernilai tinggi. Aku juga sedang menyelami perkataan demi perkataan Ludwig Wittgenstein dalam Tractatus Logico Philosophicus. Setidaknya berusaha memahami. Dengan demikian, walau sebagian besar diriku tenggelam, dengan hasrat yang tersisa, aku tetap mampu menjaga kepalaku dipermukaan.

Rabu, 18 April 2012

A Nice Old Woman

As I writing this, I'm stuck in a usual Ciputat traffic. I am sitting beside an old woman in hijab who is chatty, nice, and rather smart. I just can listen to her who is talking to a young woman in front of her. They are talking about some issues; education and politic--which is interesting to pay attention to in this ungodly situation.

She complains a lot, boy! Just like me complaining about this damn country! For instance she is complaining about the way the ministry of education and National Exam, manual lesson books used in schools, bike gangs, and... this is the best part; in a very well English too! She is an old woman and I bet she is a teacher or something like that. What a nice old woman she is!

Right now, she is talking about how she agree to death punishment to corruptors and yelled out loud while watching a debate on TV. That is so me!

Well, i'm sure i can meet her again sometime... on angkot or another chance. I know miss, the most poisonous spider in the world is the tiny black widow that live in tropic forests not the tarantulas. But it's so nice to know other intellectual yet warmhearted person like you.

Senin, 16 April 2012

The Ultimate Dilemma

I can't stop myself from thinking of what others consider it as useless. It's about this dilemma about how science forms philosophy or the other way around. And also its relation to theology, or in my campus term: Tauhid.

I have read several books talk about those thoughts separately. Because i'm still thinking that my pure judgement which is free of random judgements by each side; religion, science, and philosophy. Except that I've been studying Islam whole my life (and still not quite enough!) because some conditions surround me and because i need to since I'm a muslim.  The fact that I haven't really into science, not that really, i understand though some stuffs, also so depressing. Math, Algebra, or Geometry are out of my league, and that's one of my three biggest regret. You see, i desperately want to see this universe's mystery and could see the relation with my belief. I've been so blind and want to open myself--- to some things only of course. I don't blame anyone who think it's ridiculous.

I have options though, one: i can just let it be and live a life without this devastating hesitate, curiosity, and anxiosity. Let it be THE secret and hidden in the black box forever. Maybe, just maybe... God will reveal to me one day.

Or two: i will continue reading and finding out , through experiences, books, seminars, or even Google and that is so pathetic because i don't have access to a greater source (except Quran for religion side). Not to mention I'm suck at Physics and Maths...

If only there's one thing that answer the ultimate question about this universe, life, and everything... like in that Douglas Arthur novel (which is still left unanswered). Or maybe... it's fairly a wrong question?

Rabu, 28 Maret 2012

Kenapa Ane Benci Lady Gaga

Semenjak ketenarannya yang tidak terhindari sewaktu and SMA, ane tidak pernah terbawa dengan popularitas Lady Gaga. Ane cuma pernah mendengar beberapa lagunya dan melihat 3 klipnya karena penasaran di Youtube dengan mengira ia akan memukau sebagaimana popularitasnya. Ane kecewa... dengan berbagai alasan.

Tidak perlu kukatakan betapa menyimpangnya gaya dan pakaian dia dalam agama yang ane anut. Ane sama sekali cuma bisa mengangkat alis dan bergumam: "wajar, sih" sewaktu MUI memfatwakan haram untuk muslim menontonnya. Tapi alasan hukum ijma itu bukan satu-satunya alasan ketidaksukaan ane pada Gaga.

Ane adalah pecinta musik dan kebanyakan musik barat... yang kebanyakan juga kurang populer di negara ini. Apa nt tahu The Decemberists? Real Estate? Atau Bon Iver? Mungkin tahu. Mungkin tidak. Wajar. Bukannya ane angkuh, karena tidak ada benar-salah dalam selera. Tapi gaya merekalah yang aku suka. Mereka sederhana tapi suka mencoba hal baru. Musik mereka indah dan passionate dan terutama tidak melulu bicara seks, kegalauan, atau kemarahan. Dalam pikiran ane, mereka underrated.

Sementara Lady Gaga? Memang tiap penyanyi atau band punya kekhasan yang membedakan dari yang lain, seperti antara The Kooks dan The Beatles. Tapi tentu saja bukan berarti dengan menampakkan organ paling rahasia bagi wanita lalu berkostum dan wig mengerikan (yang maksudnya saja tidak jelas!) berarti kau luar biasa. Bagiku itu justru menyedihkan. Usaha putus asa untuk terkenal (walaupun berhasil) dan dicintai dengan musik biasa saja, mengapa ia merasa bisa pantas disukai? Karena ia berbeda dengan wig dan make up dan kostum serba aneh? Didunia penuh persaingan ini orang lupa hal terpenting bagi seorang penyanyi adalah musik itu sendiri.

Kenapa memuja Lady Gaga kalau pada akhirnya ia merendahkan musik itu sendiri? Aku tidak paham dengan semua piala yang ia dapat atau jumlah pengikut Twitternya. Tapi soal musik dan kemanusiaan didalamnya, ia benar-benar menyedihkan. Orang-orang lupa mengapa kita menyanyi. Terlalu sibuk terpaku dengan penampilan dan imej. Di dunia yang komersil dan mengkomersilkan keindahan, hal itu sebenarnya membuatku sedih sekali. Lagu dan seni apapun termasuk film, sastra, lukisan, dan sebagainya harus tunduk dengan sistem. Pada akhirnya....

Untuk kalian yang menyukainya, terserah selera kalian. Bagi muslim, tolong dipertimbangkan dengan akal sehat apa kata Rasulullah kalau dia tahu ada perempuan seperti Lady Gaga. Bagi mereka yang sudah membeli tiket konser segala... Selamat anda sudah membuang uang yang cukup besar untuk menginjak injak seni.

Yap, wig dan kacamata kebesaran bukan seni tapi kostum Halloween.

Kamis, 15 Maret 2012

Why Do I Love The Big Bang Theory?

Sebelumnya ane belum pernah nge-post ulasan serial TV kesukaan ane, bukan karena gak ada yang ane ikuti, tapi karena itu tidak begitu penting. Yes, TV shows are entertaining (some of them) but not that important. Tapi The Big Bang Theory penting... setidaknya untuk sekarang ini. If there's a cure for this long term depression of mine, it is this. Ane akan menyajikan beberapa alasan mengapa ane kecanduan dengan, well---ane nonton berulang kali, that never happened since The Office (UK)---The Big Bang Theory:

1. GEEKS FACTOR
Ya, mereka memang bahan tertawaan disini: 4 orang ilmuwan muda yang tinggal di Los Angeles dengan segala kekikukan mereka dengan kehidupan sosial dan obsesi mereka dengan sains dan komik. Humor yang digunakan dalam serial ini seringkali menyertakan jargon saintifik atau dari film/komik/serial TV/game/software yang kadang kita tahu kadang tidak, mulai dari pahlawan-pahlawan super DC, The Lord of The Rings, World of Warcraft, Battlestar Galactica, Doctor Who, Mario Bros, Harry Potter...you name it. Dan TBBT tidak malu-malu menggunakan segala jargon asing itu! That's what I adore, sehingga penonton yang tidak familiar terpaksa mencari tahu atau mereka tidak akan paham sisi lucunya. Tapi walaupun tanpa istilah-istilah geeks itupun, candaan dan akting mereka sudah brilian. Memang terkesan stereotipikal, tapi kalau kau mau menontonnya (harus!), barulah kau akan melihat perkembangan karakter TBBT. Geeks rule!



Notable scene to me: ketika Sheldon Cooper bilang Windows Vista lebih baik dari Windows 7 karena yang 7 lebih friendly-user dan dia benci itu. LOL!


2. BRAINY IS NEW SEXY
'Cerdas adalah seksi yang baru', ungkapan yang makin terasa tidak asing sekarang ini. Seperti dari serial Sherlock yang dengan elegan membuktikan itu. Walaupun memang tidak seksi-seksi amat (seksi seperti Bradley Cooper atau Jude Law), baik Sheldon, Leonard, Raj, dan Howard adalah jagoan sains, which are their best advantage to win girls. Sayangnya karena terlalu kikuk dengan kenyataan dunia diluar kehidupan saintifik mereka, impian pacar seksi tinggal khayalan, kecuali untuk Leonard. Tapi bagi penonton TBBT, they're the men in the spotlight. Dr. Sheldon Cooper dengan 5 deretan gelar dibelakangnya adalah ilmuwan Fisika subatomik yang mendalami String Theory (yang jelas aku tidak begitu paham maksudnya, mungkin ada hubungannya dengan time travel atau kosmologi). Leonard Hofstadter adalah seorang fisikawan (juga) yang lebih kearah eksperimen dibanding Sheldon yang teoritis di Institut Teknologi California. Raj Koothrappali adalah seorang astrofisikawan di Caltech (tempat kerja Sheldon) dan hebatnya entah mengapa sempat menjadi sampul majalah TIME. Sementara si Yahudi Howard Wolowitz adalah insinyur permesinan khusus luar angkasa alias perancang roket. Rocket science! How could they're not sexy??

3. RELATIONSHIP ANOMALIES
Sayangnya dengan kecemerlangan otak mereka, mereka sangat sedikit mengenal kehidupan sosial. Raj tidak mampu bicara dengan wanita kecuali bila mabuk (tapi entah kalau dengan anak perempuan kecil). Howard masih tinggal dengan ibunya yang sosoknya saja tidak jelas, hiiyy. Leonard amat kikuk dengan wanita, bahkan terkadang harus meng-Google untuk menggoda mereka dulu. Sheldon? Jangan tanya. Ia selalu menertawakan kebutuhan sosial. Ia sangat suka situs jejaring sosial hanya karena ia menghindari kontak sosial sesungguhnya. Hubungan mereka dengan masing-masing ortu mereka yang aneh dan ganjil, terutama Leonard dengan ibunya. Belum lagi hubungan dengan kolega sesama ilmuwan di lab. Sheldon amat sangat menyukai menjatuhkan ilmuwan lainnya dalam pernyataan saintis atau mengomentari mereka dengan sinis selama penghargaan Nobel. TAPI justru inilah sumber kelucuannya. Well, i must say, although we're laughing at their lack of social skill.... sometimes i can feel this show laugh at us too. Maybe it's only me.



4. PENNY (Kaley Cuoco)
Penny atau yang lebih dikenal dengan Penny <---karena nama belakangnya tidak pernah terungkap, adalah tetangga Sheldon dan Leonard. Ia lumayan cantik dan sebenarnya sikapnya sangat manis. Pada awalnya ia mewakili stereotip wanita muda pirang yang punya banyak pacar, berangan-angan tinggi (Penny adalah pelayan restoran yang merintis karir aktris), dan hobi shopping. Jangankan soal ilmiah, ia bahkan tidak tahu apa itu Star Wars. Ia sungguh beruntung terjebak dikamar didepan kamar Sheldon yang selalu menyapanya dengan 3 ketukan pintu: Penny... *tok, tok! Penny... *tok, tok! Penny...*tok, tok! yang terkenal itu.
But she is the ray of sunshine! Semua kecuali Sheldon ingin memacari Penny, tapi Leonard-lah yang beruntung. Penny mengajarkan banyak hal non-ilmiah kepada mereka sepeti soal: arti sarkasme kepada Sheldon dan mengenalkan teman-teman perempuannya kepada Howard dan Raj. Ia juga bersikap manis walaupun seringkali jengkel kepada Sheldon. Ia bahkan sering memanggil Sheldon: "Oh, sweetie..." dan menyanyikannya "Soft Kitty" saat Sheldon sakit. I love her! She's adorably nice and sweet.



5. SHELDON COOPER
TBBT bukan TBBT jika tanpa Jim Parsons sebagai Sheldon Cooper, kalau kau mengerti maksudku. Selain ia yang paling tampan diantara mereka, ia juga sebagai sumber kelucuan mayor dalam TV show ini. Mulai dari berbagai sindrom yang ia miliki seperti Asperger dan OCD (bukannya aku menertawakan orang dengan sindrom ini, hanya saja bagaimana reaksi sekitar Sheldon membuat stuasi komedi yang bagus!), kejeniusan dan ingatan fotografis dia yang sering ia gunakan untuk membuat argumen yang hebat, lalu kaos-kaos dengan sablon geek-nya. Ia sering menganggap serius yang orang lain tidak ambil pusing dan sebaliknya. Ia sangat dingin dan tidak simpati, membuatnya menjadi salah satu antihero dalam serial ini. Tapi ketika ia mulai menunjukkan sisi 'manis'-nya, aww.... <3 <3. Ada jutaan quotes dan istilah lucu darinya, yang paling terkenal mungkin BAZINGA!-nya yang mirip artinya dengan GOTCHA! Atau quotenya seperti: "Manusia menangis saat sedih, seperti halnya aku yang menangis bila orang lain terlalu bodoh untuk memahami, yang mana amat membuatku sedih". Ya, dia arogan dan amat egois and I can't help but love him so much!




Sebenarnya ada banyak hal lainnya yang aku sukai dari The Big Bang Theory, hanya saja seperti biasa jari-jari udah bosan mengetik. Ane juga suka hubungan antara Sheldon-Penny, Bernadette (pasangan Howard Wolowitz) yang jelas jelas dia itu cewe tsundere (lihat Wiki atau tanya otaku). Lalu ibu Sheldon yang fanatik agama tapi sangat care, Wil Wheaton, dan tentu saja kehebohan mereka dengan banyak hal yang juga ane suka. Jika kalian suka sitkom model Friends atau Frasier (yang mana TBBT jauh lebih lucu), this is a must see. Bazinga!

Sabtu, 10 Maret 2012

Ray of Sunshine

Akhirnya kuliah mulai lagi. Setiap hari terasa menyiksa. Akademik maupun sosial. Nobody i can really talk to, not even my friends. Terjebak lagi dengan kehidupan yang ane benci.
Memang lebih mudah mengeluh daripada bersyukur. But who gives a damn care if you are depresssed?!

Semester kali ini ada 2 pelajaran yang mungkin akan mencerahkan pikiran sedikit; Tayyarat Fikriyyah dan Ilmu Tauhid. Memang cuma itu oasis yang membuat ane bisa berlindung dari kejamnya aturan dan hukum yang aku tidak pahami. Bukannya tidak aku setujui juga, kan.

Lalu, kabar menyedihkan lainnya adalah... mungkin ane tidak akan bertemu Rachel dalam waktu yang lama, mengingat kemungkinan bertemunya mungkin cuma 0,006%, who knows? Miracle do happens.
Masalahnya kalau mengingat bagaimana dia adalah ray of sunshine in my life, dengan segala cerita yang ia bagi dan bagaimana ia bisa memahami maksudku--sekarang membuatku semakin merasa kesepian karena tidak bisa bertemu dengannya lagi 2 kali seminggu.

Bukan karena dia seorang native, tapi siapapun yang memahami ane saat ini, he/she is The Ray of Sunshine buat ane. Siapapun. Sekarang dunia ane sekali lagi gelap dan amat sepi.

Jadi, lagi-lagi ane harus mengungsi kekamar dan membaca semua buku atau menonton film-film itu untuk dinikmati sendiri, walaupun itu bagus sekalipun.

Anyway.

I'm speechless to say a word right now.

Kamis, 01 Maret 2012

Fall Out

I can't really explain this, i only can tell i'm disappointed and mad, and when i'm in this state everything is fucking nonsense to me. Life, it's all nonsense. I want to figure it out only what i think it's my logic when it's in fact my anger. She thinks i need her, i don't fucking need her. There are so many people who is better and nicer and won't reject you to go into your home when you're soaking wet in the rain. She's not the only one in this world, i could make one instantly.

Maybe it's time to really let go of her. I should step out from this and give up the rescue. It's too little to late for me to help her. She's out of my league now. Physically, mentally, philosophically. All i can say to her if she was here is: goodbye and have a fucking jolly good life in this nonsense world.

Rabu, 29 Februari 2012

The Hobbit's Poetry

Song for the Sea
by: JRR Tolkien


To the Sea, to the Sea! The white gulls are crying,
The wind is blowing, and the white foam is flying.
West, west away, the round sun is falling.
Grey ship, grey ship, do you hear them calling,
The voices of my people that have gone before me?
I will leave, I will leave the woods that bore me;
For our days are ending and our years failing.
I will pass the wide waters lonely sailing.
Long are the waves on the Last Shore falling,
Sweet are the voices in the Lost Isle calling,
In Eressea, in Elvenhome that no man can discover,
Where the leaves fall not: land of my people for ever”

"When the cold of winter comes
Starless night will cover day.
In the veiling of the sun
We will walk in bitter rain.

But in dreams
I can hear your name.
And in dreams
We will meet again.

When the seas and mountains fall
And we come to end of days.
In the dark I hear a call
Calling me there.
We will go there
And back again.

Senin, 27 Februari 2012

Thomas no Shinzou (review)

Salah satu keuntungan membaca komik online adalah kau bisa lebih leluasa memilih manga mana yang sesuai seleramu, mereka meletakkannya dihalaman web dengan sangat teratur, berdasarkan genre, mangaka, dan jumlah pengunjung. Gratis. Tidak dihitung biaya listrik/warnet. Tapi lebih murah daripada harga satu komik yang sekarang dijual di toko buku...dan semakin mahal ketika akhirnya mengecawakanmu.
Membaca komik online juga memudahkanku untuk menemukan the hidden gems, the treasure of greatest manga, banyak sekali kutemukan manga yang tidak populer (setidaknya dikalangan pembaca negara ini) namun sesungguhnya sangat bagus. Beberapa diantaranya sangat mencerahkan namun banyak yang terlupakan. Tidak terbaca oleh khalayak banyak.
Aku tidak akan menulis semua judulnya, tapi yang paling berkesan sampai sekarang tentu saja hanya satu: Thooma no Shinzou (Heart of Thomas) yang dikarang oleh Hagio Moto.

Aku tidak mengerti cerita cinta kecuali dari beberapa novel, manga, lagu, atau film yang menurutku bagus. Dan sekali lagi mereka semua FIKSI belaka, aku cukup cerdik untuk tidak tertipu mentah-mentah. Syair puisi karya John Keats amat indah, manga Bokura Ga Ita sangat jenius, tapi mereka semua tidak nyata. Sebab kenyataan yang berlaku disekitarku amat mengerikan. Aku tidak akan pernah memahami cinta yang ada dalam kenyataan... kecuali dari fiksi. Termasuk komik ini.

Thomas no Shinzou diterbitkan oleh Shogakukan pada tahun 1974, dan merupakan perintis awal genre shonen-ai (lihat di Wiki apa artinya). Manga ini kutemukan secara random ketika aku sedang iseng membaca sejarah munculnya shoujo (sebenarnya didasari oleh rasa muak oleh shoujo populer yang sedang digemari anak-anak gadis). Ternyata kebencian itu justru membawaku kepada judul yang aneh ini dan, yah.... syukurlah ada para scanners komik online yang baik hati. Aku tidak yakin mampu menemukan manga ini dimanapun di negara tempatku tinggal... karena, well... itu shonen-ai (lihat di Wiki, please).

Kisahnya mengenai seorang siswa sekolah asrama di Jerman, Thomas, yang bunuh diri dan meninggalkan surat cinta kepada temannya; Juli. Setelah kematiannya yang diduga hanya kecelakaan, sekolah itu mendapati seorang siswa baru yang mirip dengan Thomas secara fisik; Eric. Namun Eric tidak semanis Thomas maupun sesensitif dia. Eric manja dan angkuh. Juli yang sama sekali tidak mempedulikan semua rumor tentang Thomas, tidak menganggap Eric mirip Thomas. Juli menolak cinta Thomas dan kali ini ia menerima perasaan yang lebih mendalam dari Eric. Ia akan menolak cinta untuk kesekian kalinya.

Dengan karakter yang dalam dan alur yang sangat melodramatis, bisa dibilang ini merupakan contoh shoujo yang patut ditiru mangaka lainnya. Dialog dan tone yang digunakan sangat indah, kau akan menyukainya, walaupun artworknya amat sangat jadul. But that's not the point. The point is the story.
It's just stunningly beautifully designed! It will worth your time, even if you weren't a manga reader.

Aku dapat merasakan cinta yang tulus dalam ceritanya dan begitu terpana dengan kehebatan Hagio Moto yang pandai merangkai ceritanya. Meskipun settingnya sama sekali bukan di Jepang, tapi bahkan ini tidak dapat disamakan dengan literatur Barat lain... apalagi yang mengangkat isu seperti ini. Tidak seperti genre Yaoi yang terlalu menjurus kearah seks, shonen-ai lebih kearah emosionalnya. Dan dalam hal ini, aku masih bisa mentolerirnya. Bahkan lebih masuk akal daripada Romeo and Juliet, dalam kisah ini, cinta adalah sesuatu yang menyembuhkan, mencerahkan, dan membahagiakan. Bukan sesuatu yang menjijikkan, tak peduli apapun orientasi seksual seseorang. Karenanya, manga ini tidak hanya bicara mengenai cinta, tapi juga persahabatan, kemanusiaan, dan kerumitan definisi cinta itu sendiri. Yang mana, pada akhirnya semuanya berakhir adil dan masuk akal.

Kau bisa membacanya disini, manga ini sudah tamat jadi kau tidak perlu khawatir dengan kelanjutan scanningnya.

Jumat, 17 Februari 2012

A Very Brief Friendship, An Eternal Memory

Dia adalah seseorang yang kuharapkan menjadi teman kampusku, tetanggaku, saudaraku, dan sahabat lamaku. Dalam kenyataan hidup, dia adalah guru bahasa Inggrisku, tapi dia lebih dari itu. Ia adalah cerminan diriku yang lebih ceria. Kami mungkin memiliki selera yang berbeda, ia menelusuri tiap kalimat dengan teliti dalam cerpen-cerpen Roald Dahl, sedangkan aku lebih menyukai Edgar Allan Poe. Ia mencintai kisah anak-anak dan dunia mereka yang jujur, aku menyukai kisah remaja yang rumit dan kaya. Ia ingin menyelamatkan hutan hujan, aku ingin menyelamatkan minat baca semua orang. Kami memandang dunia dengan warna mata yang berbeda namun dengan cara yang sama. Ia-lah orang yang kuharapkan keberadaannya ada disisiku sekarang. Andai saja ia mengetahui ini.

Dan sekarang waktu kami sudah habis, perpisahan telah lewat, namun aku sangat merindukannya.
Oh, Tuhan andai saja ia mengetahui ini. Aku tidak tahu bagaimana menuliskan kesedihan-ku malam ini, mereka semua pergi seperti angin. Ia bagaikan cahaya matahari dalam hidupku yang kubenci. Dan sekarang malam yang panjang akan menantiku. Aku tidak tahu bagaimana menghadapinya.

Senin, 13 Februari 2012

What A Shame

Jadi, waktu setempat menunjukkan pukul 12.21 AM dan ane belum bisa tidur.
Ane sudah beli speaker, yang artinya sayonara-punggung-pegel! Liburan biasa saja, nilai-nilai biasa saja (kalau dengar kata IP, jadi emosi), kesehatan baik, kehidupan sosial lumayan, dll, dll..

Ane belajar sesuatu juga, sih hari ini...
Jadi tetangga ane ada yang minta diajari Tafsir Qur'an. Sebutlah namanya Indri. Beliau ini orang yang lebih unggul dari ane dalam hal semangat belajar. Dia tidak kuliah bahkan tidak lulus SMU, tapi semangat-nya mengalahkan semangat belajar mahasiswa. Dengan malu-malu dia yang beranggapan aku berilmu, minta diajarkan al-Qur'an.
Kau tidak boleh menolak orang seperti itu 'kan?
Maksud ane, ane kurang suka ide menjadi ustazah, tapi akhirnya datang juga waktunya. Bukannya ane meremehkan ustazah secara umum! TIDAK sama sekali! Malah malu juga kalau sudah belajar tapi hanya untuk diri sendiri. Seperti pohon yang tidak berbuah dan tidak manfaat. Cuma sampah masyarakat.
Ane tidak ingin karena terlalu takut menyampaikannya. Takut salah. Takut merasa takabur. Takut kalau tidak sesuai diri sendiri dengan apa yang ane ajari. Itu jauh lebih menakutkan! Padahal ane sadar orang-orang kekurangan ustazah-ustazah itu.
Pada akhirnya ane bersedia juga dan berusaha mengajarkan sebisa ane. Dia sungguh antusias dan selalu menanggapi perkataanku dengan positif. Kepadanya ane jujur saja, ilmu ane masih sedikit sekali. Tapi dia bilang tidak apa-apa. Ajarkan saja yang ane tahu.
Hanya saja, ane membuat kesalahan, sepertinya materi yang ane sampaikan terlalu teoritis dan terdengar akademis. Dia yang tidak terbiasa dengan bahasa keilmuan dan orang yang berbicara cepat-cepat harus mengerutkan kening berkali-kali. Akhirnya ia mengaku juga kalau ia sulit mengerti materinya.
Aku merasa malu. Akhirnya kau mengerti, mengapa penceramah bersikap santai, humoris, down-to-earth kepada masyarakat awam. Aku ini mirip seperti mahasiswa desain mengajarkan mewarnai kepada anak TK. Dasar bodoh. Aku malu pada diriku sendiri. Padahal hanya dengan secuil ilmu yang kuberikan asal mudah dipahami jauh lebih baik, ketimbang rumit namun hanya masuk kuping kanan keluar kuping kiri.
Jadi aku menjanjikan untuk mengubah metode pengajaranku dan berjanji untuk mencetak semua slideshow yang kubuat. Aku meminta maaf seperti orang gila tadi. Malu sekali.
Ilmu agama yang kupelajari kadang hanya terasa seperti tumpukan dokumen akademis yang kaku dalam otakku. Bukan untuk dipraktekkan, hanya sekadar tahu. Memalukan.
Aku tidak sanggup melanjutkan ini, aku punya lebih banyak alasan lagi untuk merasa jauh lebih jengkel terhadap diri sendiri.

Kamis, 09 Februari 2012

Antoine Doinel, Antoine Doinel

Biasanya review film berisi penilaian dan judgement dari orang-orang yang merasa mereka paham film itu sepenuhnya. Sekarang aku sedang tidak mood sama sekali untuk menulis dengan gaya "angkuh" begitu. Aku sedang ingin sharing film yang barusan aku selesaikan. The Saga of Antoine Doinel yang mencakup 5 film dia. Disutradarai oleh Francois Truffaut dan dirilis DVD-nya oleh Criterion Collection, film Perancis yang bersettingkan tahun 50-60'an ini adalah salah satu film yang membuatku berdecak kagum. Sekali aku melihat trailer filmnya, langsung aku memutuskan untuk mengikuti petualangan Holden Caulfield-nya Perancis ini; Antoine Doinel (diperankan oleh Jean Pierre Leaud)

Saga semi autobiografi ini mencakup 5 film yaitu:
1. The 400 Blows
2. Antoine and Colette
3. Stolen Kisses
4. Bed and Board
5. Love on The Run

Jika The Catcher in The Rye mengingatkan kita pada Holden Caulfield yang depresi berjalan-jalan di jalanan kota New York tengah malam yang berkabut, Antoine Doinel muda melakukannya di jalanan kota Paris, mencari tempat untuk tidur atau mesin tik untuk dicuri.

Sejak SMA, bisa dibilang aku yang agak labil ini selalu mencari tokoh panutan. Yah, bukan berarti Holden Caulfield atau Antoine Doinel adalah tokoh panutanku. Tapi aku bisa memahami perasaan mereka, suatu perasaan yang dirasakan oleh banyak remaja lain, disadari atau tidak. Film ini menggambarkan kepolosan anak-anak dan pencarian kasih sayang. Sebentar, itu agak terdengar lebay... tapi memang itu kesimpulan yang kudapat. Antoine Doinel sejak film pertamanya adalah karakter yang haus pengakuan, arogan, tapi sensitif. Ia agak nakal tapi bukan berarti bodoh. Ia mencintai novel sastra <---bukan hal ini juga yang membuatnya pintar! Kurasa kalau kutilik dari pengalaman hidupku, ia pintar karena ia memutuskan untuk hidup mandiri. Hidup mandiri adalah impiannya di usia belia. Ia membenci orangtuanya. Mungkin karena itu. Namun jika kau menonton film ini, kau akan mendapatkan kesimpulan bahwa hidup mampu membunuh impian seindah apapun. Adegan akhir ketika ia berlari di tepi laut itu mewakili jutaan perasaan yang berbeda bagi tiap orang, namun buatku.. aku mendefinisikannya sebagai kebuntuan dan ketidakjelasan hidup.


Seperti halnya Tom Sawyer yang dipandang rendah oleh orang dewasa sekitarnya, Antoine Doinel mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orangtua dan gurunya. Bahkan kau akan mendapat kesan bahwa ia membenci orangtuanya dalam adegan dimana wali kelasnya bertanya alasan ia tidak masuk kelas.

Tapi aku tidak mau terlalu menggambarkan keseluruhan film ini, nanti malah jadinya spoiler, besides, lebih baik suatu fil itu direview setelah kita menonton saja. Semakin sedikit pengetahuan kita sebelum menonton, semakin kita akan menikmatinya. Meskipun, yah... tergantung orang, sih.

Tidak berhenti sampai sini, saga karakter ini terus tumbuh di film-film sekuelnya. Dalam Antoine et Colette ia menjalani kisah cinta di usia 20-an. Lalu ada Baisers Voles dimana ia mengalami petualangan cinta dengan lebih banyak lagi wanita. Lalu Domicile Conjugal, tentang... (jangan, nanti spoiler!), dan terakhir L'Amour en Fuite yang lebih seperti kilas balik kehidupannya dari 400 Blows.

Jika kau menyukai cerita yang amat sangat real (karena itulah ciri dari film-film French New Age) dengan karakter yang kuat, inilah filmnya. Apalagi kalau kau suka dengan actor with pretty face, Jean Pierre Leaud was (because now he's not) stunningly gorgeous in those movies. You won't miss this.

I'm off to watch La Chinoise now







The Trapeze Swinger

Please remember me, happily
By the rosebush laughing
With bruises on my chin, the time when
We counted every black car passing

Your house beneath the hill and up until
Someone caught us in the kitchen
With maps, a mountain range, a piggy bank
A vision too removed to mention

But please remember me, fondly
I heard from someone you're still pretty
And then they went on to say that the Pearly Gates
Had such eloquent graffiti

Like 'We'll meet again' and 'Fuck the man'
And 'Tell my mother not to worry'
And angels with their great handshakes
But always done in such a hurry

And please remember me, at Halloween
Making fools of all the neighbors
Our faces painted white, by midnight
We'd forgotten one another

And when the morning came I was ashamed
Only now it seems so silly
That season left the world and then returned
And now you're lit up by the city

So please remember me, mistakenly
In the window of the tallest tower
Call, then pass us by but much too high
To see the empty road at happy hour

Gleam and resonate just like the gates
Around the Holy Kingdom
With words like, 'Lost and found' and 'Don't look down'
And 'Someone save temptation'

And please remember me as in the dream
We had as rug burned babies
Among the fallen trees and fast asleep
Beside the lions and the ladies

That called you what you like and even might
Give a gift for your behavior
A fleeting chance to see a trapeze
Swinger high as any savior

But please remember me, my misery
And how it lost me all I wanted
Those dogs that love the rain and chasing trains
The colored birds above their running

In circles round the well and where it spells
On the wall behind St. Peter
So bright on cinder gray in spray paint
'Who the hell can see forever?'

And please remember me, seldomly
In the car behind the carnival
My hand between your knees, you turn from me
And said the trapeze act was wonderful

But never meant to last, the clowns that passed
Saw me just come up with anger
When it filled with circus dogs, the parking lot
Had an element of danger

So please remember me, finally
And all my uphill clawing
My dear, but if I make the Pearly Gates
I'll do my best to make a drawing

Of God and Lucifer, a boy and girl
An angel kissin' on a sinner
A monkey and a man, a marching band
All around the frightened trapeze swinger

Nah nah nah
Nah nah nah
Nah nah nah


by: Sam Beam ( Iron and Wine )

Sabtu, 04 Februari 2012

The Fighting Téméraire

It was eight bells ringing,
For the morning watch was done,
And the gunner's lads were singing
As they polished every gun.
It was eight bells ringing,
And the gunner's lads were singing,
For the ship she rode a-swinging,
As they polished every gun.

Oh! to see the linstock lighting,
Téméraire! Téméraire!
Oh! to hear the round shot biting,
Téméraire! Téméraire!
Oh! to see the linstock lighting,
And to hear the round shot biting,
For we're all in love with fighting
On the fighting Téméraire.

It was noontide ringing,
And the battle just begun,
When the ship her way was winging,
As they loaded every gun.
It was noontide ringing,
When the ship her way was winging,
And the gunner's lads were singing
As they loaded every gun.

There'll be many grim and gory,
Téméraire! Téméraire!
There'll be few to tell the story,
Téméraire! Téméraire!
There'll be many grim and gory,
There'll be few to tell the story,
But we'll all be one in glory
With the Fighting Téméraire.

There's a far bell ringing
At the setting of the sun,
And a phantom voice is singing
Of the great days done.
There's a far bell ringing,
And a phantom voice is singing
Of renown for ever clinging
To the great days done.

Now the sunset breezes shiver,
Téméraire! Téméraire!
And she's fading down the river,
Téméraire! Téméraire!
Now the sunset's breezes shiver,
And she's fading down the river,
But in England's song for ever

She's the Fighting Téméraire. 

the fighting temeraire tugged to her last berth to be broken up, a painting by JMW Turner


Poem by Sir Henry Newbolt

Senin, 30 Januari 2012

Parents and Other Problems

Aku hampir tidak bisa memahami kesunyian rumah ini. Isi kepalaku seakan dipenuhi teriakan, namun sekitarku sunyi senyap seperti nafas yang tertahan.
Aku tidak mengerti.
Jika keegoisan adalah sifat utama manusia, mengapa aku tidak ingin menerima keegoisan mereka? Begitu kasar dan memaksa, dengan kata-kata menyakitkan, walau berusaha mengabaikan, tapi telah terlanjur terpatri di pikiranku selamanya.
Keluarga buatku adalah kata yang tak dapat kumengerti. Ikatan darah, aku masih bisa paham. Tapi keluarga? Teman-temanku bisa lebih baik. Sahabat baikku jauh lebih keibuan daripada ibuku sendiri. Apakah keluarga tidak lebih dari ikatan darah? Pasti begitu.
Kurasa sejak kita terlahir ke dunia ini, sejak itulah kita berhutang kepada orangtua. Jangan tanya mengapa aku berpikir demikian, walaupun aku mungkin salah.. Orangtua kita membebaskan eksistensi kita ke dunia ini tanpa keputusan kita kecuali keputusan Tuhan. Sejak itulah kita menanggung suatu hubungan yang rumit dengan kedua orang ini. Kedua orang yang dari hasil hasrat mereka kita terlahir. Lalu sejak itu, dengan keputusan mereka kita diberi nama, ditentukan pendidikannya, dan hidupnya. Hidup kita, sama sekali bukan hasil dari demokrasi sialan.
Lalu cinta. Cinta ibarat oasis di tengah gurun. Hidup tak akan layak tanpa itu. Akan tetapi cinta orangtua tak akan kupahami selamanya. Apapun bentuknya. Sudah terlambat untuk mengobrol denganku disore hari yang tenang, sudah terlambat untuk memberikan kado sebagai penghargaan perbuatan baikku, terlambat untuk menjadikanku teman baik, terlambat untuk berbicara dari hati ke hati.
Hati yang tertutup tak akan mampu menyampaikan perasaan yang sebenarnya. Mereka selalu bersikap munafik. Padahal mengapakah bersikap seperti itu pada anaknya sendiri?
Kepastian dari semua permasalahan ini adalah, aku tak mampu mencintai mereka. Mungkin mereka bisa merebut segalanya dariku, oh jangan sampai semuanya! Tapi tidak kebencian dan dendamku. Sebab, kalau kebencian ini hilang... apa lagi yang kumiliki untuk mereka?

Sabtu, 28 Januari 2012

I Wanna Be In Your English Garden

"All the people of Great Britain...!", dan dengan seruan itu James May mengajak masyarakat Chelsea membantunya membangun taman plastisin. Tidak tahu kenapa, padahal seruan itu untuk orang UK tapi ane merasa 'terpanggil'. For crying out loud!

Sepertinya ane sedang terkena demam Inggris. Sebenarnya sudah lama aku menyukai hal-hal yang berbau ke-British-British-an. Mulai dari The Union Jack-nya, acara TV-nya, seni, budaya, film, dan pemandangan alamnya. Tapi aku sama sekali tidak tertarik dengan pandangan politiknya meskipun segala tetek bengek Royal Family itu cukup unik buat ane. But i don't really give a damn.

Kalau ane buat daftar tentang hal-hal apa yang ane suka dari Inggris, akan agak melelahkan jari-jari ini. Tapi aku  ketik sebagian:

1. The Beatles
Bisa dibilang English Invasion (yang kebanyakan dimotori The Beatles) adalah salah satu hal terbaik yang dihasilkan British music industry to the world. Bukan hanya memberi pengaruh besar kepada budaya pop Inggris dan Amerika. Tapi seluruh dunia ini. Seluruh planet ini. Mungkin tidak semuanya setuju The Beatles is the best band in the world, but for the most classic? I think they are! Long stories, wonderful personalities and songs, and a John Lennon. Forever after! Hail The Fab Four!

Here are the best of them in my opinion:
Revolution
And Your Bird Can Sing
Helter Skelter



2. British dry humor
Humor ala Inggris sebenarnya cukup terkenal di Indonesia, hanya saja kita tidak terlalu sadar. Contoh tebak-tebakan: Ada 10 burung hinggap di pohon, kalau ditembak salah satunya; maka berapa sisanya? Tidak ada, karena semua burung terkejut dan sisanya terbang semua. Garing ya? Itulah dry humor. Banyak ditemui di serial komedi TV Inggris, contoh; Fawlty Towers, Blackadder, Liitle Britain, and the most lovable one: The Office. Komedi Inggris biasanya bercirikan satir (membawa fenomena realitas dalam bentuk komedi tragis), ironis, dan hm.. bagaimana menerangkannya? Bikin mikir. Kalau kau tidak memutar otak mencari apa yang lucu dari suatu hal atau tidak mengerti jargon British, pasti tidak akan tertawa. Selera humor yang agak 'pintar' inilah yang sesuai selera ane. Tidak tahu kenapa. Aku bisa mengulang satu joke sebelum tidur dan tertawa sendiri. Mwahaha!



3. Tea in the afternoon
Afternoon tea. Nge-teh sore-sore bareng temen atau sodara atau tetangga. Kegiatan yang terdengar biasa tapi sebenarnya menurut ane menyenangkan.. tergantung siapa yang diajak bicara sih. Tapi entah kenapa melihat orang Inggris nge-teh dekat kebun mereka yang terawat itu terlihat sangat beradab dan berkelas gitu, lhoo.. LOL. Mungkin karena zaman dahulu teh itu amat mahal dan hanya orang-orang menengah keatas yang bisa menikmati. Tapi zaman sekarang, jelas semua orang bisa menyediakan teh dan kue-kue unyu yang kapanpun mereka mau. Akhir-akhir ini aku menambahkan krimer ke teh-ku (gak nyambung).


4. English garden
Saya bukan tukang kebun atau ahli pertamanan, kok. Tapi kebun Inggris itu amat sangat enak dilihat mata. Sering ane lihat di film-film klasik Inggris, atau di buku-buku dongeng Inggris jaman dulu. Dengan sebuah pondokan dan cerobong asap (ini yang jadul), barisan bunga-bungaan, tanaman anggur yang merambat, gerbang masuk yang dipenuhi mawar, jalan setapak kecil yang disusun blok-blok batu, sumur yang seperti keluar dari dongeng-dongeng abad ke 19. Hauu... mana ada di tempat ane tinggal!




5. The Union Jack
Barang apa aja yang ada pola bendera UK ini pasti jadi keren, menurut ane ya! Termasuk gitar Noel Gallagher ini:


atau payung-entah-punya-siapa-ini:

atau bantalnya Sherlock: 


Tentu saja ada sejarah dibalik warna dan bentuknya, tapi silakan cari di Wikipedia sajalah.. ahaha.


6. English countryside
Yak, tidak perlu dipungkiri lagi, inilah alasan utama kenapa ane mau ke Inggris. Bukan London tujuan utama ane kesana, ok? Tapi desa-desanya itu. Mungkin karena ane terlalu mantengin lukisan-lukisan John Constable ya? Subhanallah, banget bagaimana alam pedesaan sana begitu memukau, sampai-sampai sering jadi bahan inspirasi para penulis, pelukis, penyair, termasuk JRR Tolkien yang menggambarkan Shire bagaikan English countryside. Suasana yang tenang, padang rumput, danau, hutan pinus, pepohonan willow. Hauuu...
I want to be there right now!




7. Oasis (band)
Needless to say, I'm a fan of the band. Especially the songwriter, Noel Gallagher. His persona and songs captivate me, shape my thought, and inspire a lot. Many people mock them for being too overrated. But Noel Gallagher belongs to people who love him. Haters gonna hate and let them be. Oasis is still as influential as in 90's (to me). Maybe the time has passed and the stars of rock are emerging everyday. But Britpop and all of the other bands like The Smiths, Blur, Travis, Manic Street Preachers, Stone Roses and all are still my favorites all the time.

That's a wrong shirt, Liam

Noel looks happy with Paul McCartney and Paul Weller






8. British accent.
I don't know why. I just do.



9. BBC
Kinda weird, isn't it? Not if you have a cable TV. Instead of watching Fox or National Geographic or History channel, I prefer BBC. Just switch TV to this channel and i'll enjoy myself. Programs in BBC maybe could be suck, but most of the time it's educating and interesting!
Also, i love the presenters. Not Jonathan Ross, but like Kate Humble, Stephen Fry, James May, Jeremy Clarkson, Gordon Ramsay, Brian Cox, Joanna Lumley, David Attenborough, Bruce Parry and so many others. There are good quality programmes like Sherlock, Who Do You Think You Are, Dr. Who, Wonders of the Solar System, The Office, Life on Mars, James May's Toy Story, Top Gear, Van Gogh: Painted With Words, Undercover Boss, and so on and on...





10. Sherlock Holmes
Probably the most iconic detective in history. He's everlasting, has been adapted into screen, stages, drama, and many times. He is now become much more what Sir Arthur Conan Doyle thinks and writes down. Perasaan, dari tadi bahasa Inggris terus nih ane. Oke, ane suka dia karena tidak hanya jenius tapi karena dia yah... keren. Dengan raindeer stalk hat dan sebagainya. Pokoknya Sherlock Holmes itu amat sangat English!

11. English literature and arts
I'm not an expert in this honestly. They say English literature is a wide field of literature since it's not necessarily come from The Great Britain. But i still like what JRR Tolkien, Charles Dickens, Mary Shelley, Roald Dahl, The Bronte Sisters, Thomas Hardy, including Sir Arthur Conan Doyle. It's a different world and way of thought. I read some short stories by English writers and they're all dramatic and intriguing.

I also like painters such as John Constable or Richard Bonington and poets like John Keats and Lord Byron. They're brilliant. I must admit i haven't read all of their poetry or novels. But still, I'm finding out.
Message from The Sea oleh John Everett Milais

The Cornfield oleh John Constable