Jumat, 14 September 2012

A Blue Letter

Kepada: orang yang akan kutinggalkan
Subject: penjelasan yang jujur

Yang tersayang dan akan kulupakan,

Sebagaimana Beethoven menulisi kawan-kawan dan kekasihnya lewat surat-surat rahasia yang tidak pernah ia kirimkan, aku menuliskan perasaanku diatas postingan ini, walaupun dengan gaya pengecut; tapi merupakan perasaanku yang sebenarnya. Semata-mata supaya aku bisa memperoleh kembali ketenangan pikiran yang musim panas lalu hilang dariku karena terlalu banyak memikirkanmu.

Satu episode dalam hidupku dan hidupmu usai sudah. Sepotong era yang seperti era lainnya, dimulai lalu berakhir. Kehidupan begitu kompleks dan penuh misteri. Dalam hidupku, aku berjalan dengan langkah lesu kearah manapun, mencari harapan yang hilang dariku sejak lama, mencari teman dan cinta sejati, kebenaran, ilmu pengetahuan, aku membuka pengalaman baru dan bertemu banyak orang. Dalam hidupku aku mengalami berbagai perasaan. Bahagia, sedih, sakit hati, semangat, kesepian, kecewa, marah.
Dalam hidupku itu aku tidak pernah mengenalmu. Aku tidak tahu kau ada.

Lalu musim yang amat kering itu datang dan kita akhirnya mengenal. Kuketahui ada perasaan lain yang dirasakan semua umat manusia. Cinta. Maafkan aku yang terlalu emosional, aku hanya ingin memastikan perasaanku yang sebenarnya tersampaikan dengan baik. Ya, aku merasakan cinta dan jenis kebahagiaan yang belum pernah kurasakan seumur hidupku.

Lalu yang ingin kukatakan lewat postingan ini adalah; aku berharap bisa bertemu denganmu sekali lagi. Sekali dan yang terakhir. Aku ingin menyelesaikan semua yang terjadi---apapun kau sebut namanya itu---dengan satu percakapan yang jujur. Supaya semua yang kita alami itu punya nilai dan berarti. Mungkin bagimu tidak. Bagimu aku bukan orang yang kau cintai. Tidak masalah, itu semua sudah tidak menyakitkan lagi, aku sudah menerimanya. Lagipula, aku mencintaimu bukan untuk menjadi milikmu juga.

Aku percaya segala yang terjadi haruslah punya tujuan, termasuk pertemuan kita. Kita tidak bisa memilih siapa yang akan kita cintai esok hari. Tapi kita bisa memilih untuk tidak membenci seseorang. Aku tidak memilih untuk membencimu, aku harap kau mengerti maksudku. Aku tidak ingin menyesali perasaan cinta yang sungguh-sungguh kurasakan. Aku menerima semuanya.

Hari-hari yang menyesakkan karena rindu dan patah hati sudah lewat. Aku sekarang  memiliki beberapa pemikiran baru tentang cinta; yang lebih baik dan dewasa. Aku belajar banyak dari mencintaimu.

Karenanya, aku hanya ingin melihatmu sekali lagi. Jika harus berakhir, aku akan berusaha mengikhlaskan perpisahan---kurasa itulah jalan yang terbaik buatmu dan buatku.
Hanya saja, bahkan dalam perpisahan sekalipun haruslah dilakukan dengan benar. Betapa inginnnya aku bertemu, kalau kau ingin mengetahui kebenarannya... aku sangat ingin bertemu untuk berpisah.

Aku harap kau mengerti perasaanku ini karena walaupun tidak langsung, inilah yang kurasakan sebenarnya. Tidak akan kukatakan pada siapapun, hanya kusimpan disini.

Melupakan memang mustahil, tapi hidup harus terus berlanjut.





Temanmu yang menunggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar